Assalamualikum Wr. Wb
Kehidupan
memang begitu sulit untuk di jalani dan mau tidak mau harus di hadapi,
saya disini mendeskripsikan beberapa orang yang mengetahui akan betapa
sulitnya kehidupan manusia yang akan dihadapi dalam waktu jangka pendek
atau dalam waktu jangka panjang, mereka juga akan memberikan solusinya.
Termasuk saya yang mencoba solusi yg sudah di berikan secara tidak
langsung, tapi masih saja terasa sulit untuk saya terapkan meskipun
sudah saya lakukan.
Saya
berharap nantinya bisa menjalani kehidupan yang selalu ada kebaikan di
setiap harinya, meskipun itu tidak mungkin! Berharap tidak cukup kalau
tidak berusaha dan di selingi dg doa. Berusaha yang bagaimanakah yang
membuat pribadi ini menjadi baik? Dan sikap doa bagaimanakah yang
membuat kita hidup lebih baik?
Pertanyaan
yang bisa di jawab dengan pengetahuan dari pengalaman-pengalaman akan
kehidupan, wawasan spiritual yang bukan hanya Cuma-Cuma, dan hati nurani
kita yang paling dalam.
Kita
seharusnya intruspeksi pada diri sendiri, sudahkah kita melakukan
sesuatu yang baik meskipun itu kecil, jangankan sesuatu baik yang kecil.
Kita sebenarnya malah bangga dengan melakukan sesuatu yang TIDAK BAIK
padahal kita juga tahu itu sesuatu yang TIDAK BAIK tapi masih saja
dilakukan, Na’udzubillah!!!
Dan
saya pribadi juga tidak ingin di sebut sebagai KHALIFAH-KHALIFAH YANG
PERUSAK DUNIA NANTINYA, seperti yg di katakana oleh Bapak Ary Ginanjar.
Kebanyakan
remaja sekarang sudah salah dalam mengartikan kebahagiannya, memang
rata-rata tujuan dalam hidup adalah bahagia di dunia dan di akhirat
kelak. Tapi kebahagiaan yang bagaimanakah yg sebenarnya di cari dan itu
harus baik tentunya????
Mungkin
mereka menginginkan SENSASI kebahagiaan itu lebih “WAH” dari
kebahagiaan yang biasa, dan mereka rela meninggalkan sesuatu yg baik
demi mendapatkan kebahagiaan dalam kemaksiatan. Dan kebahagiaan yang
tidak baik itu lebih mudah di dapatkan daripada kebahagiaan yang baik
itu sulit untuk di cari.
Satu contoh,
Mari
kita lihat remaja-remaja loper koran, tukang parkir, pengamen, tukang
semir, tukang becak, dsb. Mereka bahagia dg kehidupan seperti itu Karena
mereka memepersembahkan setengah dari kebahagiaan itu kepada orang
tuanya atas kerja keras mereka sendiri, mereka merasa mempunyai hutang
budi yang besar terhadap orang tuanya. Mereka menganggap bahwa, orang
tua rela berkorban apapun demi anaknya menjadi yang baik dan nyawa pun
taruhannya pada saat sang bunda melahirkan kita.
Sekarang
kita bandingkan dengan remaja yang “Subhannallah” seakan-akan mereka
hidup tanpa aturan. dan maaf saya tidak bisa menjelaskan lagi tentang
kehidupan remaja yang sekarang, terutama moral dan spiritual yg sudah
mereka abaikan serasa tanpa dosa.
Kita
semua sebenarnya sudah mengerti akan moral bangsa ini, orang yang paham
akan UUD malah melakukan kejahatan dg kesengajaanya, remaja yang
melakukan sesuatu yang salah bukan tambah berhenti malah di teruskan
dengan banggaanya kalau dia sudah melakukan sesuatu yang salah.
Sedikit saja dari saya, dan semoga bermanfaat .
Wassalamualikum Wr. Wb.